Monday 30 January 2012

Kisah Tiang yg Menangis

 Kisah Ustuwanah mukhallak,Ini juga dikenal sebagai Ustuwanah Hannanah 
(tiang yang menangis)

Ini juga dikenal sebagai Ustuwanah Hannanah (tiang yang menangis). ini adalah tiang yang paling diberkahi karena inilah tempat shalat Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam.

Di tempat ini dulu pernah tumbuh sebatang pohon kurma, sebelum dibuatkan mimbar, Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam pernah bersand...
ar di pohon ini ketika memberikan khutbahnya, setelah mimbar selesai dibuat, Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam hendak menggunakannya utuk berkhutbah,terjadilah suatu peristiwa ketika akan dilakukan pertukaran, suara tangis yg menyayat hati dan bergema keseluruh masjid, dan orang2 yang berada di dalam masjid itu juga turut menangis. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam kemudian menghampiri pohon itu, lalu beliau meletakkan tangan ke atasnya dan tangisan itu berhenti, kemudian Rasul bersabda “Pohon itu menangis karena dahulu dzikrullah telah terdengar berdekatan dengannya, tetapi sekarang setelah mimbar dibuat ia telah kehilangan dzikir yg berdekatan dengannya, karena itulah dia menangis, seandainya aku tidak meletakkan tanganku ke atasnya ,ia akan menangis terus hingga kiamat.”

Kemudian pohon itupun kering, ini adalah peristiwa yang sangat terkenal yang diriwayatkan oleh sepuluh sahabat. ketika Hasan Al Bashri rah.a,meriwayatkan cerita ini Beliau menangis begitu kuat dan berkata ” WAHAI MANUSIA, POHON INI BEGITU RINDU SEKALI KEPADA RASULULLAH SALLALLAHU ALAIHI WASALLAM,,TIDAKKAH KAMU LEBIH BERHAK UNTUK RINDU DAN MENCINTAI BELIAU?” ( Syifaul Asqam)

Terukir di bintang-Yuna

Suke sgt dgr lagu ni..santai n soooooo sweet..kalo x caye dgrlah sendiri...

Kebijaksanaan Lukman Al-Hakim

 
Al-kisah maka tersebutlah satu kisah..
Pada satu hari, Luqman al-Hakim disuruh oleh tuannya menyembelih seekor kambing, lalu berkata si tuan itu : wahai Luqman! Pisahkanlah dari kambing ini, 2 ketul dagingnya yang paling istimewa sekali! Maka Luqman pun memotong lidah dan hati kambing itu, serta dihulurkannya kepada tuannya..

Pada ketika yang lain pula, si tuan itu datang lagi, serta menyuruh Luqman menyembelih seekor kambing yang lain pula. Kemudian berkata si tuan itu: wahai Luqman! Pisahkanlah dari kambing ini, 2 ketul kambing yang paling jelek sekali! Maka Luqman sekali lagi mengambil lidah dan hati kambing itu, kemudian diserahkannya kepada tuannya..

Si tuan merasa takjub dan hairan, seraya berkata : wahai Luqman! Dahulu aku minta 2 ketul daging yang istimewa dari seekor kambing, engkau berikan aku lidah dan hati. Kali ini, aku minta pula 2 ketul daging yang paling jelek sekali dari seekor kambing, engkau berikan aku lidah dan hati juga, bagaimana halnya? Tolong terangkan!

Luqman menjawab: ya tuanku, sebenarnya tiada suatu anggota pun yang lebih baik daripada hati dan lidah, jika keduanya memang baik. Sebaliknya pula, tiada suatu anggota pun yang lebih buruk daripada hati dan lidah, jika keduanya memang jahat.

Kesimpulan daripada kisah ini, sememangnya lidah dan hati itu merupakan tempat duduk segala rahsia. Kedua-duanya memainkan peranan yang penting dalam menentukan budi pekerti dan kelakuan manusia. Apabila baik lidah dan hati manusia, maka baiklah kelakuannya. Sebaliknya apabila jahat hati dan lidahnya maka jahatlah kelakuannya.

Seperti dalam sabda Rasulullah saw yang bermaksud:

“Tiada akan lurus keimanan seseorang hamba, sehingga lurus hatinya. Dan tiada akan lurus hatinya sehingga lurus pula lidahnya”..

Oleh itu, jelaslah disini bahawa apa yang hendak disampaikan oleh Luqmanul Hakim adalah tentang peranan hati dan lidah dalam pembentukan sahsiah diri kita untuk menjadikan kita seorang manusia yang baik atau jahat..
 

Sunday 29 January 2012

Beruntungnya wanita

 Beruntungnya perempuan yang mempunyai rahim...
6sebab:

1.) Dia bekerja denganTuhan..jadi 'kilang manusia.Tiap-tiap bulan dia diberi cuti bergaji penuh..7sehingga 15 hari sebulan dia tak wajib sembahyang tetapi Allah anggap diwaktu itu sembahyang terbaik darinya.

2.) Cuti bersalin juga sehingga 60 hari.Cuti ini bukan cuti suka hati tapi, cuti yang Allah beri sebab dia bekerja dengan Allah..Orang lelaki tak ada cuti dari sembahyang...sembahyang wajib baginya dari baligh sehingga habis nyawanya..

3.) Satu lagi berita gembira untuk wanita,sepanjang dia mengandung Allah sentiasa mengampunkan dosanya..lahir saja bayi,seluruh dosanya habis.. Inilah nikmat Tuhan beri kepada wanita, jadi kenapa perlu takut nak beranak? Marilah kita pegang kepada tali Allah. Seandainya wanita itu mati sewaktu bersalin,itu dianggap mati syahid.. Allah izinkan terus masuk Syurga..Untuk orang kafir dia
tak dapat masuk Syurga tapi Allah beri kelonggaran siksa kubur.

4.) Untuk peringatan semua wanita yang bersuami:seluruh kebaikan suaminya,semuanya isteri dapat pahala tetapi dosa-dosa suami dia tak tanggung.

5.) Diakhirat nanti seorang wanita solehah akan terperanjat dengan Pahala extra yang banyak dia terima diatas segala kebaikan suaminya yang tak disedari.. Bila dia lihat suaminya tengah terhegeh-hegeh di titian Sirat,dia tak nak masuk syuga tanpa suaminya,jadi dia pun memberi pahalanya kepada suami untuk lepas masuk syurga. Didunia lagi, kalau suami dalam kesusahan isteri boleh bantu tambah lagi di akhirat.Kalau seorang isteri asyik merungut,mulut selalu muncung terhadap suami dia tak akan dapat pahala extra ini.

6. )Manakala suami pula mempunyai tugas-tugas berat didalam dan diluar rumah, segala dosa-dosa anak isteri yang tak dididik dia akan tanggung ditambah lagi dengan dosa-dosa yang lain. Dinasihatkan kepada semua
wanita supaya faham akan syariat Allah agar tidak derhaka denganNya. Dan semua lelaki fahami hati naluri seorang wanita & isteri agar tidak derhaka denganNYA.

Tapi sayang,
masih ramai lagi wanita yang masih tidak menyedari bahawa mereka beruntung.
masih ramai lagi wanita yang masih menonjolkan aurat.

Maka yang mana satu di antara nikmat-nikmat Tuhan kamu, yang kamu hendak dustakan (wahai umat manusia dan jin)?
-|Ar-Rahman|-
 

Kisah Nabi Idris a.s Melihat Syurga & Neraka

Kisah Nabi Idris AS Melihat Surga dan Neraka

Setiap hari Malaikat Izrael dan Nabi Idris beribadah bersama. Suatu kali, sekali lagi Nabi Idris mengajukan permintaan. “Bisakah engkau membawa saya melihat surga dan neraka?”

“Wahai Nabi Allah, lagi-lagi permintaanmu aneh,” kata Izrael.

Setelah Malaikat Izrael memohon izin kepada Allah, dibawanya Nabi Idris ke tempat yang ingin dilihatnya.

“Ya Nabi Allah, mengapa ingin melihat neraka? Bahkan para Malaikat pun takut melihatnya,” kata Izrael.

“Terus terang, saya takut sekali kepada Azab Allah itu. Tapi mudah-mudahan, iman saya menjadi tebal setelah melihatnya,” Nabi Idris menjelaskan alasannya.

Waktu mereka sampai ke dekat neraka, Nabi Idris langsung pingsan. Penjaga neraka adalah Malaikat yang sangat menakutkan. Ia menyeret dan menyiksa manusia-manusia yang durhaka kepada Allah semasa hidupnya. Nabi Idris tidak sanggup menyaksikan berbagai siksaan yang mengerikan itu. Api neraka berkobar dahsyat, bunyinya bergemuruh menakutkan, tak ada pemandangan yang lebih mengerikan dibanding tempat ini.

Dengan tubuh lemas Nabi Idris meninggalkan tempat yang mengerikan itu. Kemudian Izrael membawa Nabi Idris ke surga. “Assalamu’alaikum…” kata Izrael kepada Malaikat Ridwan, Malaikat penjaga pintu surga yang sangat tampan.

Wajah Malaikat Ridwan selalu berseri-seri di hiasi senyum ramah. Siapapun akan senang memandangnya. Sikapnya amat sopan, dengan lemah lembut ia mempersilahkan para penghuni surga untuk memasuki tempat yang mulia itu.

Waktu melihat isi surga, Nabi Idris kembali nyaris pingsan karena terpesona. Semua yang ada di dalamnya begitu indah dan menakjubkan. Nabi Idris terpukau tanpa bisa berkata-kata melihat pemandangan sangat indah di depannya. “Subhanallah, Subhanallah, Subhanallah…” ucap Nabi Idris beulang-ulang.

Nabi Idris melihat sungai-sungai yang airnya bening seperti kaca. Di pinggir sungai terdapat pohon-pohon yang batangnya terbuat dari emas dan perak. Ada juga istana-istana pualam bagi penghuni surga. Pohon buah-buahan ada disetiap penjuru. Buahnya segar, ranum dan harum.

Waktu berkeliling di sana, Nabi Idris diiringi pelayan surga. Mereka adalah para bidadari yang cantik jelita dan anak-anak muda yang amat tampan wajahnya. Mereka bertingkah laku dan berbicara dengan sopan.
Mendadak Nabi Idris ingin minum air sungai surga. “Bolehkah saya meminumnya? Airnya kelihatan sejuk dan segar sekali.”

“Silahkan minum, inilah minuman untuk penghuni surga.” Jawab Izrael. Pelayan surga datang membawakan gelas minuman berupa piala yang terbuat dari emas dan perak. Nabi Idris pun minum air itu dengan nikmat. Dia amat bersyukur bisa menikmati air minum yang begitu segar dan luar biasa enak. Tak pernah terbayangkan olehnya ada minuman selezat itu. “Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah,” Nabi Idris mengucap syukur berulang-ulang.
Setelah puas melihat surga, tibalah waktunya pergi bagi Nabi Idris untuk kembali ke bumi. Tapi ia tidak mau kembali ke bumi. Hatinya sudah terpikat keindahan dan kenikmatan surga Allah.

“Saya tidak mau keluar dari surga ini, saya ingin beribadah kepada Allah sampai hari kiamat nanti,” kata Nabi Idris.

“Tuan boleh tinggal di sini setelah kiamat nanti, setelah semua amal ibadah di hisab oleh Allah, baru tuan bisa menghuni surga bersama para Nabi dan orang yang beriman lainnya,” kata Izrael.

“Tapi Allah itu Maha Pengasih, terutama kepada Nabi-Nya. Akhirnya Allah mengkaruniakan sebuah tempat yang mulia di langit, dan Nabi Idris menjadi satu-satunya Nabi yang menghuni surga tanpa mengalami kematian. Waktu diangkat ke tempat itu, Nabi Idris berusia 82 tahun.

Firman Allah:
“Dan ceritakanlah Idris di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah orang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi, dan kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (QS Al-Anbiya:85-86).
***
Pada saat Nabi Muhammad sedang melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj ke langit, beliau bertemu Nabi Idris. “Siapa orang ini? Tanya Nabi Muhammad kepada Jibril yang mendampinginya waktu itu.
“Inilah Idris,” jawab Jibril. Nabi Muhammad mendapat penjelasan Allah tentang Idris dalam Al-Qur’an Surat Al-Anbiya ayat 85 dan 86, serta Surat Maryam ayat 56 dan 57.